Kamis, 30 September 2010

Mengingat Kematian

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى يَمُدُّ بِنَصْرِهِ مَنِ اعْتَصَمَ بِحَبْلِهِ الْمَتِيْنَ وَكِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَ هُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَمُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ الَّذِيْ اَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan janganlah sekali-kali kita mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.
Semoga ibadah jum`at yang sekarang sedang kita laksanakan benar-benar menjadi pemupuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT.....

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Kematian adalah sesuatu hal yang pasti. Kedatangannya tidak perlu diragukan lagi. Ia laksana pintu, setiap orang akan melewati pintu kematian. Sebagaimana Firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ ذَا ئِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
(QS:Ali Imran:185)

Kematian itu bila datang waktunya menemui kita, tak seorangpun dapat menghindarinya, walau kemanapun kita akan lari dan pergi. Juga tak dapat dimajukan atau dimundurkan walau sesaatpun. Kematian dalam berbagai bentuk dan caranya adalah kehendak Allah SWT.

Bagi orang mukmin, kematian adalah merupakan jembatan penyebrangan menuju kehidupan yang lebih baik, yang kekal abadi, yaitu kehidupan di alam akhirat.
Bukan berarti, dengan matinya sesorang, lalu dikuburkan di dalam tanah, maka jasadnya menjadi tanah pula dan habislah urusannya, tidak ada apa-apa lagi setelah itu. Tetapi dalam Islam, semua amal yang dilakukan manusia selama hidupnya di dunia akan dipertanggungjawabkan di alam akhirat. Jika manusia telah berbuat kebaikan, tentu akan dibalas dengan kenikmatan surga, sebaliknya kalau telah melakukan kejahatan, akan dibalas dengan siksaan neraka bahkan sejak masuk kedalam liang kubur. Nauzubillah min zalik...
Allah SWT Berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يّرَةَ, وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرًّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
(QS. Az-Zalzalah: 7 - 8)


Kaum Muslimin jamaah Jum`at Rahimakumullah
Meskipun manusia telah mengetahui, kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian, namun kebanyakan manusia itu lupa dan lalai. Ia lupa dan lalai karena sangat cintanya kepada dunia (hubbud dunya), terpesona dan tertipu dengan keindahan dunia serta sangat mencintai dorongan syahwat dan kesenangan-kesenangannya.
Padahal Allah telah memberikan peringatan, bahwa kehidupan dunia hanyalah merupakan suatu permainan dan suatu yang melalaikan, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur`an surah Al-Hadid ayat : 20 :

اِعْلَمُوْا اَنَّمَا الْحَيَو ةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِيْنَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الاْ َمْوَالِ وَالاَْوْلاَدِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”.

Oleh karena itu, hendaknya janganlah kita terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dan kenikmatan dunia, yang melalaikan kita pada akhirat. Apabila kematian (ajal) telah menjemput kita, maka semua kesenangan, dan kenikmakmatan dunia akan kita tinggalkan, dan yang kita bawa hanya tiga perkara, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ إِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“ Apabila mati seseorang manusia, maka terputuslah amalannya, melaikankan tiga perkara: sedekah jariah ataupun ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang mendo`akannya”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Kaum Muslimin Majelis Jum`at Rahimakumullah…
Tiga perkara tersebutlan yang akan nanti akan menemani kita kelak pada saat kita memasuki liang lahat, marilah kita berusaha untuk mengejarnya, serta memiliki tiga perkara tesebuit. Akhirnya.. marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan kita memohon agar diberikan Allah kekayaan harta sehingga kita dapat beramal jariah dan bersedekah dengannya, diberikan Allah kepahaman terhadap ilmu-ilmu khususnya ilmu agama yang bermanfaat serta dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah yang mendo`akan kepada kedua orang tuanya. Sehingga kita dapat berbahagia tidak hanya di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak.. amin amien ya rabbal alamien....



اعوذبالله من الشيطان ارجيم
يَقَوْمِ إِنَّمَا هَذِاهِ الْحَيَوةُالدُّنْيَا مَتَعٌ وَاِنَّ لاْ َخِرَةَ هِيَ دَارُالْقَرَارِ
” Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”.
(QS. Al-Mu`min: 39)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Rabu, 29 September 2010

Qanaah

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلاِيْمَانِ وَاْلاِسْلاَمِ وَجَعَلَهُمَا رَحْمَةً لِْلاَ نَامِ اِلىَ خَيْرِ مَايُرَامُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَ هُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَمُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang sampai detik ini kita masih diberikan oleh Allah kesempatan untuk melaksanakan ibadah sholat Jum`at berjamaah... Marilah kita syukuri nikmat ini dengan senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. sehingga apa yang sekarang sedang kita laksanakan bukan hanya sekedar ritual Jum`at semata akan tetapi benar-benar menjadi pemupuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT.....

Di era globalisasi dan informasi saat ini pada satu sisi menghasilkan kemudahan-kemudahan bagi keperluan manusia, akan tetapi di sisi lain mengajak manusia untuk hidup materialisme (kebendaan) dan individualisme(perseorangan). Hal ini akan membuat manusia terus mengejar materi sebanyak mungkin dengan menuruti kemauan hawa nafsunya. Jika manusia tidak memiliki keseimbangan antara iman dan ilmu dalam menerima dan mensyukuri nikmat Allah, maka otomatis dia akan berusaha sekuat tenaga dalam meraih harta maupun materi dengan berbagai macam cara, meskipun dilarang dalam ajaran agama. Semoga kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang selalu menghalalkan segala macam cara, seperti yang dilakukan oleh golongan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah..

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Bagaimana cara untuk mengatasi kehidupan yang serba materi, persaingan yang amat tajam dan keperluan hidup yang semakin tidak menentu di era IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), sudah barang tentu sangat perlu diimbangi dengan kemampuan IMTAK (Iman dan Takwa), hanya dengan senantiasa Dzikir dan takarrub kepada Allah di mana saja berada; baik ketika sendiri maupun bersama banyak oranglah kita akan mendapatkan keselamatan. Salah satu ciri khas dari keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah adalah dia memiliki sifat qanaah.

Kaum Muslimin jamaah Jum`at Rahimakumullah
Apa pengertian qanaah? Qanaah ialah sifat rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan selalu kekurangan. Demikianlah pengertian qanaah, dan qanaah adalah merupakan benteng yang kuat dan terapi agar manusia tidak frustasi, stress dan putus asa terhadap semua nikmat-nikmat Allah. Sungguh... Allah itu tidak akan membiarkan hewan-hewan di muka bumi ini kepalaran, apalagi kita manusia yang memiliki akal pikiran sempurna dan fisik yang sebaik-baik bentuk (Fii Ahsani Taqwiim)..
Firman Allah Swt.:
وَمَا مِنْ دَا بَّةٍ فِى اْلاَرْضِ اِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَ عَهَا كُلٌّ فِى كِتَبٍ مُّبِيْنٍ.
“Dan tidak ada suatu binatang malata pun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”. (Huud : 6)

Ayat di atas sangat jelas memberikan kita gambaran bahwa tidak ada yang perlu kita takut dan khawatirkan tentang rejeki kita, karena Allah telah mengatur dan menentukannya..

Kaum Muslimin Rahimakumullah…
Betapa beruntung seorang Muslim yang dikaruniai oleh Allah rezeki yang cukup, lalu ia bisa hidup bahagia dan damai, sebagaimana sabda Rasululllah Saw.:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِعَمْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص م
قَالَ : قَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَسْلَمَ وَرُزِقَ كََفَا فًا وَقَنَعَهُ اللهُ بِمَا اَتَاهُ
“Dari Abdillah bin Amru Ra. Berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: “ Beruntung orang yang masuk Islam dan rezekinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa pemberian Allah kepadanya”. (HR. Muslim)

Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Dari ayat dan hadits tersebut di atas dapatlah kita petik suatu hikmah dan pelajaran, bahwa setiap muslim tidak perlu takut dan khawatir terhadap rejeki karena Allah telah menentukannya dan kita tidak boleh tamak dan rakus, justru dituntut agar selalu berlapang dada, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keresahan karena khawatir akan kekurangan..

Akhirnya.. marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah, dan berlindung kepada Allah dari perbuatan tamak dan rakus, serta kita memohon agar dikaruniai sifat qanaah agar selalu merasa cukup atas segala pemberian Allah kepada kita, sehingga kita dapat berbahagia tidak hanya di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak.. amin amien ya rabbal alamien....
اعوذبالله من الشيطان ارجيم
بسم الله الرحمن الرحيم.
إناَّ أعْطيْنَكَ الْكَوْثَرَ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَنْحَرْ, إنَّاشَانِئَكَ هُوَالاَبْتَرُ.
وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجاً. وَيُرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يحْتَسِبْ ج وَمَن يَّتَوَكَّلْ عَلىَ اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ج اِنَّ اللهَ بَلِغُ أَمْرِهِ ج قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Memelihara Diri

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى يَمُدُّ بِنَصْرِهِ مَنِ اعْتَصَمَ بِحَبْلِهِ الْمَتِيْنَ وَكِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَ هُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَمُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ الَّذِيْ اَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan janganlah sekali-kali kita mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.
Semoga ibadah jum`at yang sekarang sedang kita laksanakan benar-benar menjadi pemupuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT.....

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Kematian adalah sesuatu hal yang pasti. Kedatangannya tidak perlu diragukan lagi. Ia laksana pintu, setiap orang akan melewati pintu kematian. Sebagaimana Firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ ذَا ئِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
(QS:Ali Imran:185)

Kematian itu bila datang waktunya menemui kita, tak seorangpun dapat menghindarinya, walau kemanapun kita akan lari dan pergi. Juga tak dapat dimajukan atau dimundurkan walau sesaatpun. Kematian dalam berbagai bentuk dan caranya adalah kehendak Allah SWT.

Bagi orang mukmin, kematian adalah merupakan jembatan penyebrangan menuju kehidupan yang lebih baik, yang kekal abadi, yaitu kehidupan di alam akhirat.
Bukan berarti, dengan matinya sesorang, lalu dikuburkan di dalam tanah, maka jasadnya menjadi tanah pula dan habislah urusannya, tidak ada apa-apa lagi setelah itu. Tetapi dalam Islam, semua amal yang dilakukan manusia selama hidupnya di dunia akan dipertanggungjawabkan di alam akhirat. Jika manusia telah berbuat kebaikan, tentu akan dibalas dengan kenikmatan surga, sebaliknya kalau telah melakukan kejahatan, akan dibalas dengan siksaan neraka bahkan sejak masuk kedalam liang kubur. Nauzubillah min zalik...
Allah SWT Berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يّرَةَ, وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرًّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
(QS. Az-Zalzalah: 7 - 8)


Kaum Muslimin jamaah Jum`at Rahimakumullah
Meskipun manusia telah mengetahui, kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian, namun kebanyakan manusia itu lupa dan lalai. Ia lupa dan lalai karena sangat cintanya kepada dunia (hubbud dunya), terpesona dan tertipu dengan keindahan dunia serta sangat mencintai dorongan syahwat dan kesenangan-kesenangannya.
Padahal Allah telah memberikan peringatan, bahwa kehidupan dunia hanyalah merupakan suatu permainan dan suatu yang melalaikan, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur`an surah Al-Hadid ayat : 20 :

اِعْلَمُوْا اَنَّمَا الْحَيَو ةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِيْنَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الاْ َمْوَالِ وَالاَْوْلاَدِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”.

Oleh karena itu, hendaknya janganlah kita terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dan kenikmatan dunia, yang melalaikan kita pada akhirat. Apabila kematian (ajal) telah menjemput kita, maka semua kesenangan, dan kenikmakmatan dunia akan kita tinggalkan, dan yang kita bawa hanya tiga perkara, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ إِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“ Apabila mati seseorang manusia, maka terputuslah amalannya, melaikankan tiga perkara: sedekah jariah ataupun ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang mendo`akannya”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Kaum Muslimin Majelis Jum`at Rahimakumullah…
Tiga perkara tersebutlan yang akan nanti akan menemani kita kelak pada saat kita memasuki liang lahat, marilah kita berusaha untuk mengejarnya, serta memiliki tiga perkara tesebuit. Akhirnya.. marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan kita memohon agar diberikan Allah kekayaan harta sehingga kita dapat beramal jariah dan bersedekah dengannya, diberikan Allah kepahaman terhadap ilmu-ilmu khususnya ilmu agama yang bermanfaat serta dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah yang mendo`akan kepada kedua orang tuanya. Sehingga kita dapat berbahagia tidak hanya di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak.. amin amien ya rabbal alamien....



اعوذبالله من الشيطان ارجيم
يَقَوْمِ إِنَّمَا هَذِاهِ الْحَيَوةُالدُّنْيَا مَتَعٌ وَاِنَّ لاْ َخِرَةَ هِيَ دَارُالْقَرَارِ
” Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”.
(QS. Al-Mu`min: 39)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khotbah Idul Adha 1431 H

الله اَكْبَرْ ٩ X لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلِّهِ الْحَمْد.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلمَلِكِ الْقَهَّارْ , نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى عَلى اَنْ قَدْ جَعَلَ اْلخَلِيْلَ اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمِ اِمَامًالَّنَا وَلِسَائِرِاْلبَشَرْ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلجَبَّارْ , وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْ لُهٌ النَّبِيُّ اْلمُخْتَارْ.. اَلّلهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَفْضَلِ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرْ , وَعَلى اله وَاَصْحَا بِهِ اْلاَبْرَارْ. اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا اْلمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالى وَاعْلَمُوْا اَنَّ يَوْمَكُمْ هذَا يَوْمٌ فَضِيْل, وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْل. رَفَعَ اللهُ تَعَالى قَدْرَهُ وَاَظْهَرْ. وَسَمَّاهُ يَوْمَ اْلحَجِّ اْلأَكْبَرْ.
الله اَكْبَرْ ۳ X لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلِّهِ الْحَمْد.


Kaum muslimin dan muslimat, jama`ah sholat Ied Rahimakumullah…
Di pagi hari ini, gema takbir, tahlil, tasbih dan tahmid, berkumandang di segenap penjuru tanah air, bahkan dibelahan dunia lain, lebih-lebih dikawasan tanah suci Mekkah dan sekitarnya. Hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah nanti, atau yang dinamakan juga hari tasyrik. Selama 4 hari berturut-turut, kita berada dalam suasana Idul Adha yang agung ini. Betapa besar jiwa umat Islam yang beriman dan bertaqwa dalam memuja dan memuji keagungan Allah Rabbul`alamien.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Pada hari ini kita dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha dengan berjamaah, sekaligus mendengarkan khutbah Ied, kemudian melakukan penyembelihan hewan Qurban. Semoga sholat Ied yang baru saja kita kerjakan bersama tadi, dapat diterima disisi Allah, juga akan dapat memberikan kesan yang mendalam untuk ketentraman jiwa dan keteguhan iman yang bertumpu pada kalbu dalam menempuh segala bentuk perjuangan hidup dan kehidupan di jagat raya ini, demi kejayaan agama, nusa dan bangsa.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang beriman dan bertaqwa…
Setelah selesai sholat Ied dan khutbah ini, bagi yang memiliki kemampuan materi diperintahkan untuk melaksakan penyembelihan hewan Qurban dalam rangka memberikan santunan kepada kaum dhuafa, fakir dan miskin disekitar kita, yang senantiasa mengharapkan uluran tangan dari orang-orang yang berkelebihan, untuk ikut serta mencicipi makanan yang lebih lezat dari hari-hari biasanya.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Allah dengan Firman-Nya:
اِنَّا اَعْطَيْنَا كَ اْلكَوْثَرْ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang amat banyak, maka dirikanlah sholat semata-mata karena Tuhan yang memeliharamu dan berqurbanlah
(Surah Al-Kautsar ayat 1 & 2)

Syariat Qurban diawali dari perintah Allah, kepada Nabi Ibrahim as. Untuk menyembelih anak kandung beliau yang bernama Ismail. Perintah ini adalah merupakan wahyu Allah lewat mimpi yang berturut-turut selama 3 malam yaitu pada malam yang ke- 8, 9 dan ke- 10 Dzulhijjah. Tentu saja sebagai seorang hamba yang taat, Nabi Ibrahim as. Meyakini dengan sepenuh hati dan mematuhinya dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang ayah yang memiliki satu-satunya anak kesayangan, dia merupakan sibuah hati dan tumpuan harapan. Apalagi kehadiran sang anak Sangat lama didambakan oleh sang ayah, dengan melalui permohonan/doa beliau yang tidak mengenal putus asa sbb:
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya: Yaa Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang tergolong dari orang-orang yang sholeh.

Dengan keuletan dan kesabaran beliau, akhirnya Allah mengabulkan do`a tersebut, yaitu dengan lahirnya Ismail dari rahim ibunya Siti Hajar. Sebagai layaknya seorang manusia suatu kebahagiaan yang luar biasa, dan terasa semakin tak terpisahkan dari keduanya. Namun setelah Ismail menjelang remaja, Allah memberikan pelajaran yang teramat berat, agar Nabi Ibrahim as. Mengorbankan anak kesayangan beliau. Sekalipun ujian ini sangat berat buat Nabi Ibrahim as. Akan tetapi beliau sadar bahwa sebagai sosok seorang hamba Allah, harus mematuhi dan tunduk pada perintah-Nya. Dengan perasaan sedih yang mencekam dan dibarengi oleh perasaan tawakkal Nabi Ibrahim as. harus menceritakan persoalan itu kepada Ismail seraya berkata :
يَا بُنَيَّ اِنِّيْ اَرَى فِى اْلمَنَامِ اَنِّيْ اَذْ بَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرى
Artinya : Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa sanya aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.
Dengan penuh kepasrahan, Ismail menjawab :
يا اَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شا ءَاللهُ مِنَ الصَّابِرِيْن
Artinya : Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepada engkau, Insya Allah engkau akan mendapatkan aku tergolong dari orang-orang yang memiliki penuh kesabaran. (Surah Asshafat ayat 103)

Ketika keduanya sama-sama mempasrahkan diri, maka pergilah mereka ke salah satu bukit di kawasan Mina. Ternyata ditengah perjalanan di hadang oleh sekumpulan Iblis yang terkutuk, menggoda kedua insan yang sholeh itu. Mereka mengatakan : Hai Ibrahim janganlah kamu laksanakan penyembelihan Ismail, putra kesayanganmu, karena mimpi-mimpimu itu adalah bohong belaka. Namun Nabi Ibrahim as. dan Ismail tetap tegar pada prinsif mereka, tak akan goyah dengan bujuk rayu tersebut., malah Nabi Ibrahim as. melemparkan batu-batu ke arah para Iblis, sambil meneruskan perjalanan mereka. Maka ketika tiba ditempat yang dimaksud Nabi Ibrahim as. segera membaringkan tubuh Ismail. Dan menurut salah satu riwayat, karena tidak sampai hati melihat wajah putra yang dicintai beliau, Nabi Ibrahim menutup wajah Ismail dengan kain yang berwarna putih. Kemudian dihunuskan sebilah pedang dileher Ismail, manakala pedang itu digesekkan sebanyak tiga kali ternyata tidak mampu memotong leher Ismail. Setelah nyata kepasrahan, kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim as. bersama Ismail, lantas Allah menghentikan penyembelihan itu, dan dalam rangka meneruskan pelaksanaan Qurban, datanglah Jibril as. sebagai utusan Allah untuk menggantikannya dengan seekor hewan berupa kibas.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Apabila kita menelusuri sejarah tentang peristiwa itu, bukanlah dititik beratkan pada persoalan sempat tidaknya leher Ismail terpotong. Akan tetapi kita dapat mencermati dan melihat, betapa teguh pendirian Nabi Ibrahim as. dalam menunjukkan ketaatan terhadap perintah Allah SWT.
Dan disisi lain, terlihat keberhasilan Nabi Ibrahim as. dalam mendidik putranya yang telah terbukti melahirkan seorang generasi yang berpridikat nabi.
Bagaimana pola Nabi Ibrahim as mencetak kader berpridikat nabi itu ?
Al-Qur`an memberikan gambaran dengan tahapan yang sistematis dan detaiel, hal ini dapat kita pahami dengan penjelasan berikut :

Pertama Visi Nabi Ibrahim as. Adalah mencetak generasi sholeh yang menyembah hanya kepada Allah swt. Nabi Ibrahim sangat konsesten dengan visi ini, tidak pernah terpengaruh predikat atau titel-titel selain keshalehan. Dalam menstransfer/mengajarkan nilai kepada putranya, Nabi Ibrahim selalu bertanya maata`buduna min ba`di bukan maata`kuluuna min ba`di. Nak, apa yang kamu sembah sepeninggalku, bukan pertanyaan “Apa yang kamu makan sepeninggalku” Nabi Ibrahim as. Tidak khawatir atas nasib ekonomi anaknya, akan tetapi Nabi Ibrahim sangat khawatir ketika nantinya anaknya menyembah Tuhan selain Allah swt.

Kedua, Misi Nabi Ibrahim as. Menghantarkan Ismail dan putra-putranya mengikuti ajaran Islam secara totalitas. Ketaatan ini dimaksudkan sebagai proteksi/ diding agar tidak terkontaminasi dengan berhala yang telah mapan disekitarnya pada saat itu. Allah menjelaskan harapan Nabi Ibrahim as. Dengan do`anya :

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَهِمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوبُ يَبَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى
لَكُمُ الدِّيْنَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Artinya : Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): ”Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.


Ketiga, Kurikulum pendidikan Nabi Ibrahim as. Juga sangat lengkap muatannya menyentuh kebutuhan dasar manusia. Aspek yang dikembangkan meliputi: Tilawah untuk pencerahan intelektual, Tazqiyah untuk penguatan spritual, dan taklim untuk pengembangan keilmuan dan hikmah sebagai panduan operasional dalam amal-amal kebajikan.

Keempat, Lingkungan pendidikan Ismail bersih dari virus aqidah dan akhlak. Beliau dijauhkan dari berhala dunia, fikiran sesat, budaya jahiliyah, dan prilaku sosial yang tercela.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Pendidikan Nabiullah Ibrahim as. Memang patut di contoh, beliau salah satu nabi yang berhasil menghantarkan anak cucunya menjadi Nabi. Dan dari keturunan anak cucu beliau lah muncul kelak nabi akhir zaman, yaitu Rasulullah Muhammad saw.
Bagaimana dengan hasil pendidikan kita, susah untuk membandingkannya, realitas anak didik kita hari ini sangat jauh dari hasil yang dicapai Nabi Ibrahim as. Dalam mendidik anak cucunya.
Kita harus jujur bahwa hari ini kita mengalami degradasi moral yang parah, para anak didik kita kehilangan orientasi dan celupan nilai, yang terjadi adalah masuknya budaya luar membentuk prilaku baru yang jauh dari nilai-nilai keIslaman.
Kita sudah lama dan berulang-ulang mendengar dan menyaksikan berita yang menyesakkan dada, betapa suramnya masa depan anak-anak didik kita.
Mulai dari pergaulan dan seks bebas, judi, narkoba dan tindak kekerasan.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Tidak ada kata terlambat, sekarang kita harus bangkit menyelamatkan mereka. Hal yang paling penting dari nilai-nilai pendidikan Nabi Ibrahim as. Yang harus menjadi pola pendidikan hari ini adalah penciptaan lingkungan yang mendidik. Lingkungan harus bebas dari virus aqidah dan akhlak, perlu suaka generasi (kawasan steril) buat perkembangan dan pertumbuhan setiap anak.
Orang tua hari ini harus mencontoh keberanian Nabi Ibrahim as. Dalam mengamankan Ismail. Harus ada benteng yang kuat untuk mengamankan anak-anak kita dari pengaruh narkoba, judi, seks bebas dan kekerasan. Diantara beberapa yang dapat kita tempuh antara lain :
a. Memberikan pendidikan agama sedini mungkin kepada anak-anak kita, mulai dari mengajarkan baca tulis al-qur`an, dan pendidikan agama lainnya.
b. Memberikan batasan pergaulan, orang tua harus mengawasi gerak gerik anak-anaknya sehingga tidak kebablasan.
c. Menciptakan suasana yang harmonis dalam rumah tangga, sehinga anak kita betah di dalam rumah, agar mereka tidak mencari sendiri kebahagiaan dari pergaulan yang tidak kita kehendaki
d. Dan satu cara yang dapat kita tempuh adalah dengan memasukkan anak-anak kita kemadrasah-madrasah dan Pondok-pondok Pesantren..

Karena melepas anak berada dalam lingkungan yang buruk, berarti kita telah menghancurkan masa depan meraka.
Ada kesalahan kita dalam menilai keberhasilan anak-anak kita, terkadang kita sangat bangga ketika anak kita meraih juara olimpiade sains/ juara siswa teladan dalam prestasi akademik, namun jarang kita menghubungkan mereka dengan akhlaknya dan kepribadiannya. Maka menjadi lumrah kita dapatkan anak-anak cerdas secara intelektual dan skill, tapi ibadahnya, akhlaknya, dan kepribadiannya sangat memprihatinkan.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Anak-anak kita hari ini adalah pemimpin bangsa dimasa akan datang, dipundak mereka terpikul nasib bangsa ini, kalau mereka baik maka selamatlah bangsa ini, akan tetapi kalau mereka rusak maka bangsa ini menunggu kehancurannya. Untuk itu sekali lagi mari kita hantarkan mereka menjadi generasi yang shaleh dan sholehah, yaitu generasi yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia.
Diakhir khutbah ini, dengan penuh khusu` dan tadarru kita bermohon kepada Allah swt semoga dengan semangat keagungan hari raya Idul Adha ini kita bisa menghantarkan anak-anak kita menjadi generasi yang berpridikat sholeh dan sholehah dan semoga amal ibadah kita semua diterima disisi Allah, amin amin ya rabbal alamien....


اعوذبالله من الشيطان ارجيم
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلأَِنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُوْا اِلأَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِاللهِ
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍيُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ.

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

AKHLAK MULIA


Beraklak mulia adalah amal kebajikan yang sangat besar pahalanya, sehingga Islam menganjurkan kepada pemeluknya agar selalu bertingkah laku akhlak karimah. Sedangkan yang dinamakan perbuatan dosa adalah perbuatan yang tecela, di benci oleh Allah dan merasa malu apabila perbuatan itu diketahui orang lain. Karena itu, hindarilah oleh setiap muslim. Apalagi masa masa muda adalah masa yang labil yang mudah dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu positif ataupun negatif. Perbanyaklah ibadah dan beriman terus kepada ALLAH dimanapun. Kadar keimanan dapat ditolak ukur dari akhlaknya. bUkankah Allah telah menegaskan, bahwa dalam diri Rasulullah saw terdapat teladan yang baik dan budi pekerti yang agung.
Seperti firman Allah swt qs Al Qalam : 4
Artinya : dan sesungguhnya kamu (Muhammad) adalah benar benar memiliki budi pekerti yang agung
Bisa kita lihat diberbagai media baik media cetak maupun media elektronik juga dalam kehidupan sehari hari ini, tingkah laku dan akhlak seseorang sangat tidak terpuji, dan ini sangat disayangkan oleh kita yang merasa satu generasi. Sehingga banyak perempuan yang hamil diluar nikah, balapan motor, bolos sekolah, jadi candu narkoba dan masih banyak lagi. Karena perbuatan buruk itu, generasi kita tecoreng oleh tingkah segelintir dari generasi yang tidak bertanggung jawab. Kita sebagai generasi ini yang masih diberi kesadaran untuk saling mengigatkan akan bahaya bahaya pergaulan dan membangun generasi yang berakhlak mulia.
Ada 3 hal yang dipesankan Rasulullah sebagai pegangan yang kuat dalam menghadapi generasi modern:
1.         Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kita berada
2.         Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapus keburukan yang tterlanjur dilakukan
3.         Pergaulilah manusi dengan akhlak mulia

Ketika pergaulan kita sudah tidak memperhatikan  lagi nilai etika, kemudian tampil bergaul dengan akhlak mulia maka akan menjadi teladan yang baik, sebab berakhlak mulia merupakan amal kebajikan yang paling berat timbangannya pada hari kiamat nanti.
Dari Abu Darda ra, bahwa Nabi saw telah brsabda : tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam  timbangan amal seorang mukmin pada hari kiamat daripada pekerti yang baik. Dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang keji lagi buruk perkataannya. (HR. Tirmidzi)
Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak mulia merupakan dua perkara yang mengantar dir kita memeroleh derajat yang tinggi. Allah senantiasa memberikan jaminan kemuliaan didunia dan akhirat kepada orang yang memliki akhlak mulia.
Semoga kita memiliki akhlak mulia dan menyadari bahwa hidup yang sekali ini harus dimanfaatkan secara baik dan hars punya pegangan dalam hidup.