Rabu, 29 September 2010

Khotbah Idul Adha 1431 H

الله اَكْبَرْ ٩ X لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلِّهِ الْحَمْد.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلمَلِكِ الْقَهَّارْ , نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى عَلى اَنْ قَدْ جَعَلَ اْلخَلِيْلَ اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمِ اِمَامًالَّنَا وَلِسَائِرِاْلبَشَرْ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلجَبَّارْ , وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْ لُهٌ النَّبِيُّ اْلمُخْتَارْ.. اَلّلهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَفْضَلِ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرْ , وَعَلى اله وَاَصْحَا بِهِ اْلاَبْرَارْ. اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا اْلمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالى وَاعْلَمُوْا اَنَّ يَوْمَكُمْ هذَا يَوْمٌ فَضِيْل, وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْل. رَفَعَ اللهُ تَعَالى قَدْرَهُ وَاَظْهَرْ. وَسَمَّاهُ يَوْمَ اْلحَجِّ اْلأَكْبَرْ.
الله اَكْبَرْ ۳ X لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلِّهِ الْحَمْد.


Kaum muslimin dan muslimat, jama`ah sholat Ied Rahimakumullah…
Di pagi hari ini, gema takbir, tahlil, tasbih dan tahmid, berkumandang di segenap penjuru tanah air, bahkan dibelahan dunia lain, lebih-lebih dikawasan tanah suci Mekkah dan sekitarnya. Hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah nanti, atau yang dinamakan juga hari tasyrik. Selama 4 hari berturut-turut, kita berada dalam suasana Idul Adha yang agung ini. Betapa besar jiwa umat Islam yang beriman dan bertaqwa dalam memuja dan memuji keagungan Allah Rabbul`alamien.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Pada hari ini kita dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha dengan berjamaah, sekaligus mendengarkan khutbah Ied, kemudian melakukan penyembelihan hewan Qurban. Semoga sholat Ied yang baru saja kita kerjakan bersama tadi, dapat diterima disisi Allah, juga akan dapat memberikan kesan yang mendalam untuk ketentraman jiwa dan keteguhan iman yang bertumpu pada kalbu dalam menempuh segala bentuk perjuangan hidup dan kehidupan di jagat raya ini, demi kejayaan agama, nusa dan bangsa.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang beriman dan bertaqwa…
Setelah selesai sholat Ied dan khutbah ini, bagi yang memiliki kemampuan materi diperintahkan untuk melaksakan penyembelihan hewan Qurban dalam rangka memberikan santunan kepada kaum dhuafa, fakir dan miskin disekitar kita, yang senantiasa mengharapkan uluran tangan dari orang-orang yang berkelebihan, untuk ikut serta mencicipi makanan yang lebih lezat dari hari-hari biasanya.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Allah dengan Firman-Nya:
اِنَّا اَعْطَيْنَا كَ اْلكَوْثَرْ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang amat banyak, maka dirikanlah sholat semata-mata karena Tuhan yang memeliharamu dan berqurbanlah
(Surah Al-Kautsar ayat 1 & 2)

Syariat Qurban diawali dari perintah Allah, kepada Nabi Ibrahim as. Untuk menyembelih anak kandung beliau yang bernama Ismail. Perintah ini adalah merupakan wahyu Allah lewat mimpi yang berturut-turut selama 3 malam yaitu pada malam yang ke- 8, 9 dan ke- 10 Dzulhijjah. Tentu saja sebagai seorang hamba yang taat, Nabi Ibrahim as. Meyakini dengan sepenuh hati dan mematuhinya dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang ayah yang memiliki satu-satunya anak kesayangan, dia merupakan sibuah hati dan tumpuan harapan. Apalagi kehadiran sang anak Sangat lama didambakan oleh sang ayah, dengan melalui permohonan/doa beliau yang tidak mengenal putus asa sbb:
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya: Yaa Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang tergolong dari orang-orang yang sholeh.

Dengan keuletan dan kesabaran beliau, akhirnya Allah mengabulkan do`a tersebut, yaitu dengan lahirnya Ismail dari rahim ibunya Siti Hajar. Sebagai layaknya seorang manusia suatu kebahagiaan yang luar biasa, dan terasa semakin tak terpisahkan dari keduanya. Namun setelah Ismail menjelang remaja, Allah memberikan pelajaran yang teramat berat, agar Nabi Ibrahim as. Mengorbankan anak kesayangan beliau. Sekalipun ujian ini sangat berat buat Nabi Ibrahim as. Akan tetapi beliau sadar bahwa sebagai sosok seorang hamba Allah, harus mematuhi dan tunduk pada perintah-Nya. Dengan perasaan sedih yang mencekam dan dibarengi oleh perasaan tawakkal Nabi Ibrahim as. harus menceritakan persoalan itu kepada Ismail seraya berkata :
يَا بُنَيَّ اِنِّيْ اَرَى فِى اْلمَنَامِ اَنِّيْ اَذْ بَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرى
Artinya : Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa sanya aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.
Dengan penuh kepasrahan, Ismail menjawab :
يا اَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شا ءَاللهُ مِنَ الصَّابِرِيْن
Artinya : Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepada engkau, Insya Allah engkau akan mendapatkan aku tergolong dari orang-orang yang memiliki penuh kesabaran. (Surah Asshafat ayat 103)

Ketika keduanya sama-sama mempasrahkan diri, maka pergilah mereka ke salah satu bukit di kawasan Mina. Ternyata ditengah perjalanan di hadang oleh sekumpulan Iblis yang terkutuk, menggoda kedua insan yang sholeh itu. Mereka mengatakan : Hai Ibrahim janganlah kamu laksanakan penyembelihan Ismail, putra kesayanganmu, karena mimpi-mimpimu itu adalah bohong belaka. Namun Nabi Ibrahim as. dan Ismail tetap tegar pada prinsif mereka, tak akan goyah dengan bujuk rayu tersebut., malah Nabi Ibrahim as. melemparkan batu-batu ke arah para Iblis, sambil meneruskan perjalanan mereka. Maka ketika tiba ditempat yang dimaksud Nabi Ibrahim as. segera membaringkan tubuh Ismail. Dan menurut salah satu riwayat, karena tidak sampai hati melihat wajah putra yang dicintai beliau, Nabi Ibrahim menutup wajah Ismail dengan kain yang berwarna putih. Kemudian dihunuskan sebilah pedang dileher Ismail, manakala pedang itu digesekkan sebanyak tiga kali ternyata tidak mampu memotong leher Ismail. Setelah nyata kepasrahan, kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim as. bersama Ismail, lantas Allah menghentikan penyembelihan itu, dan dalam rangka meneruskan pelaksanaan Qurban, datanglah Jibril as. sebagai utusan Allah untuk menggantikannya dengan seekor hewan berupa kibas.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Apabila kita menelusuri sejarah tentang peristiwa itu, bukanlah dititik beratkan pada persoalan sempat tidaknya leher Ismail terpotong. Akan tetapi kita dapat mencermati dan melihat, betapa teguh pendirian Nabi Ibrahim as. dalam menunjukkan ketaatan terhadap perintah Allah SWT.
Dan disisi lain, terlihat keberhasilan Nabi Ibrahim as. dalam mendidik putranya yang telah terbukti melahirkan seorang generasi yang berpridikat nabi.
Bagaimana pola Nabi Ibrahim as mencetak kader berpridikat nabi itu ?
Al-Qur`an memberikan gambaran dengan tahapan yang sistematis dan detaiel, hal ini dapat kita pahami dengan penjelasan berikut :

Pertama Visi Nabi Ibrahim as. Adalah mencetak generasi sholeh yang menyembah hanya kepada Allah swt. Nabi Ibrahim sangat konsesten dengan visi ini, tidak pernah terpengaruh predikat atau titel-titel selain keshalehan. Dalam menstransfer/mengajarkan nilai kepada putranya, Nabi Ibrahim selalu bertanya maata`buduna min ba`di bukan maata`kuluuna min ba`di. Nak, apa yang kamu sembah sepeninggalku, bukan pertanyaan “Apa yang kamu makan sepeninggalku” Nabi Ibrahim as. Tidak khawatir atas nasib ekonomi anaknya, akan tetapi Nabi Ibrahim sangat khawatir ketika nantinya anaknya menyembah Tuhan selain Allah swt.

Kedua, Misi Nabi Ibrahim as. Menghantarkan Ismail dan putra-putranya mengikuti ajaran Islam secara totalitas. Ketaatan ini dimaksudkan sebagai proteksi/ diding agar tidak terkontaminasi dengan berhala yang telah mapan disekitarnya pada saat itu. Allah menjelaskan harapan Nabi Ibrahim as. Dengan do`anya :

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَهِمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوبُ يَبَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى
لَكُمُ الدِّيْنَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Artinya : Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): ”Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.


Ketiga, Kurikulum pendidikan Nabi Ibrahim as. Juga sangat lengkap muatannya menyentuh kebutuhan dasar manusia. Aspek yang dikembangkan meliputi: Tilawah untuk pencerahan intelektual, Tazqiyah untuk penguatan spritual, dan taklim untuk pengembangan keilmuan dan hikmah sebagai panduan operasional dalam amal-amal kebajikan.

Keempat, Lingkungan pendidikan Ismail bersih dari virus aqidah dan akhlak. Beliau dijauhkan dari berhala dunia, fikiran sesat, budaya jahiliyah, dan prilaku sosial yang tercela.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Pendidikan Nabiullah Ibrahim as. Memang patut di contoh, beliau salah satu nabi yang berhasil menghantarkan anak cucunya menjadi Nabi. Dan dari keturunan anak cucu beliau lah muncul kelak nabi akhir zaman, yaitu Rasulullah Muhammad saw.
Bagaimana dengan hasil pendidikan kita, susah untuk membandingkannya, realitas anak didik kita hari ini sangat jauh dari hasil yang dicapai Nabi Ibrahim as. Dalam mendidik anak cucunya.
Kita harus jujur bahwa hari ini kita mengalami degradasi moral yang parah, para anak didik kita kehilangan orientasi dan celupan nilai, yang terjadi adalah masuknya budaya luar membentuk prilaku baru yang jauh dari nilai-nilai keIslaman.
Kita sudah lama dan berulang-ulang mendengar dan menyaksikan berita yang menyesakkan dada, betapa suramnya masa depan anak-anak didik kita.
Mulai dari pergaulan dan seks bebas, judi, narkoba dan tindak kekerasan.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Tidak ada kata terlambat, sekarang kita harus bangkit menyelamatkan mereka. Hal yang paling penting dari nilai-nilai pendidikan Nabi Ibrahim as. Yang harus menjadi pola pendidikan hari ini adalah penciptaan lingkungan yang mendidik. Lingkungan harus bebas dari virus aqidah dan akhlak, perlu suaka generasi (kawasan steril) buat perkembangan dan pertumbuhan setiap anak.
Orang tua hari ini harus mencontoh keberanian Nabi Ibrahim as. Dalam mengamankan Ismail. Harus ada benteng yang kuat untuk mengamankan anak-anak kita dari pengaruh narkoba, judi, seks bebas dan kekerasan. Diantara beberapa yang dapat kita tempuh antara lain :
a. Memberikan pendidikan agama sedini mungkin kepada anak-anak kita, mulai dari mengajarkan baca tulis al-qur`an, dan pendidikan agama lainnya.
b. Memberikan batasan pergaulan, orang tua harus mengawasi gerak gerik anak-anaknya sehingga tidak kebablasan.
c. Menciptakan suasana yang harmonis dalam rumah tangga, sehinga anak kita betah di dalam rumah, agar mereka tidak mencari sendiri kebahagiaan dari pergaulan yang tidak kita kehendaki
d. Dan satu cara yang dapat kita tempuh adalah dengan memasukkan anak-anak kita kemadrasah-madrasah dan Pondok-pondok Pesantren..

Karena melepas anak berada dalam lingkungan yang buruk, berarti kita telah menghancurkan masa depan meraka.
Ada kesalahan kita dalam menilai keberhasilan anak-anak kita, terkadang kita sangat bangga ketika anak kita meraih juara olimpiade sains/ juara siswa teladan dalam prestasi akademik, namun jarang kita menghubungkan mereka dengan akhlaknya dan kepribadiannya. Maka menjadi lumrah kita dapatkan anak-anak cerdas secara intelektual dan skill, tapi ibadahnya, akhlaknya, dan kepribadiannya sangat memprihatinkan.

Allahu Akbar 3 x Walillahil hamd.
Anak-anak kita hari ini adalah pemimpin bangsa dimasa akan datang, dipundak mereka terpikul nasib bangsa ini, kalau mereka baik maka selamatlah bangsa ini, akan tetapi kalau mereka rusak maka bangsa ini menunggu kehancurannya. Untuk itu sekali lagi mari kita hantarkan mereka menjadi generasi yang shaleh dan sholehah, yaitu generasi yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia.
Diakhir khutbah ini, dengan penuh khusu` dan tadarru kita bermohon kepada Allah swt semoga dengan semangat keagungan hari raya Idul Adha ini kita bisa menghantarkan anak-anak kita menjadi generasi yang berpridikat sholeh dan sholehah dan semoga amal ibadah kita semua diterima disisi Allah, amin amin ya rabbal alamien....


اعوذبالله من الشيطان ارجيم
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلأَِنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُوْا اِلأَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِاللهِ
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍيُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ.

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar