Kamis, 30 September 2010

Mengingat Kematian

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى يَمُدُّ بِنَصْرِهِ مَنِ اعْتَصَمَ بِحَبْلِهِ الْمَتِيْنَ وَكِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَ هُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَمُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ الَّذِيْ اَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan janganlah sekali-kali kita mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.
Semoga ibadah jum`at yang sekarang sedang kita laksanakan benar-benar menjadi pemupuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT.....

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah
Kematian adalah sesuatu hal yang pasti. Kedatangannya tidak perlu diragukan lagi. Ia laksana pintu, setiap orang akan melewati pintu kematian. Sebagaimana Firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ ذَا ئِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
(QS:Ali Imran:185)

Kematian itu bila datang waktunya menemui kita, tak seorangpun dapat menghindarinya, walau kemanapun kita akan lari dan pergi. Juga tak dapat dimajukan atau dimundurkan walau sesaatpun. Kematian dalam berbagai bentuk dan caranya adalah kehendak Allah SWT.

Bagi orang mukmin, kematian adalah merupakan jembatan penyebrangan menuju kehidupan yang lebih baik, yang kekal abadi, yaitu kehidupan di alam akhirat.
Bukan berarti, dengan matinya sesorang, lalu dikuburkan di dalam tanah, maka jasadnya menjadi tanah pula dan habislah urusannya, tidak ada apa-apa lagi setelah itu. Tetapi dalam Islam, semua amal yang dilakukan manusia selama hidupnya di dunia akan dipertanggungjawabkan di alam akhirat. Jika manusia telah berbuat kebaikan, tentu akan dibalas dengan kenikmatan surga, sebaliknya kalau telah melakukan kejahatan, akan dibalas dengan siksaan neraka bahkan sejak masuk kedalam liang kubur. Nauzubillah min zalik...
Allah SWT Berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يّرَةَ, وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرًّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
(QS. Az-Zalzalah: 7 - 8)


Kaum Muslimin jamaah Jum`at Rahimakumullah
Meskipun manusia telah mengetahui, kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian, namun kebanyakan manusia itu lupa dan lalai. Ia lupa dan lalai karena sangat cintanya kepada dunia (hubbud dunya), terpesona dan tertipu dengan keindahan dunia serta sangat mencintai dorongan syahwat dan kesenangan-kesenangannya.
Padahal Allah telah memberikan peringatan, bahwa kehidupan dunia hanyalah merupakan suatu permainan dan suatu yang melalaikan, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur`an surah Al-Hadid ayat : 20 :

اِعْلَمُوْا اَنَّمَا الْحَيَو ةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِيْنَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الاْ َمْوَالِ وَالاَْوْلاَدِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”.

Oleh karena itu, hendaknya janganlah kita terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dan kenikmatan dunia, yang melalaikan kita pada akhirat. Apabila kematian (ajal) telah menjemput kita, maka semua kesenangan, dan kenikmakmatan dunia akan kita tinggalkan, dan yang kita bawa hanya tiga perkara, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ إِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“ Apabila mati seseorang manusia, maka terputuslah amalannya, melaikankan tiga perkara: sedekah jariah ataupun ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang mendo`akannya”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Kaum Muslimin Majelis Jum`at Rahimakumullah…
Tiga perkara tersebutlan yang akan nanti akan menemani kita kelak pada saat kita memasuki liang lahat, marilah kita berusaha untuk mengejarnya, serta memiliki tiga perkara tesebuit. Akhirnya.. marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan kita memohon agar diberikan Allah kekayaan harta sehingga kita dapat beramal jariah dan bersedekah dengannya, diberikan Allah kepahaman terhadap ilmu-ilmu khususnya ilmu agama yang bermanfaat serta dikaruniai anak-anak yang sholeh dan sholehah yang mendo`akan kepada kedua orang tuanya. Sehingga kita dapat berbahagia tidak hanya di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak.. amin amien ya rabbal alamien....



اعوذبالله من الشيطان ارجيم
يَقَوْمِ إِنَّمَا هَذِاهِ الْحَيَوةُالدُّنْيَا مَتَعٌ وَاِنَّ لاْ َخِرَةَ هِيَ دَارُالْقَرَارِ
” Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”.
(QS. Al-Mu`min: 39)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar